Ujian HSK, sebuah tes kemahiran berbahasa Mandarin yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat Institut Konfusius, atau Hanban, diikuti 6,8 juta kali pada tahun 2018, naik 4,6 persen dari tahun sebelumnya, kata Kementerian Pendidikan pada hari Jumat.
Hanban telah menambahkan 60 pusat ujian HSK baru dan terdapat 1.147 pusat ujian HSK di 137 negara dan wilayah pada akhir tahun lalu, Tian Lixin, kepala departemen penerapan bahasa dan manajemen informasi di bawah kementerian, mengatakan pada konferensi pers di Beijing.
Semakin banyak negara yang mulai menambahkan bahasa Mandarin ke dalam silabus pengajaran nasional mereka seiring dengan meningkatnya perdagangan dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan negara-negara lain.
Pemerintah Zambia mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan meluncurkan kelas bahasa Mandarin dari kelas 8 hingga 12 di lebih dari 1.000 sekolah menengah mulai tahun 2020-program terbesar di Afrika, Financial Mail, sebuah majalah nasional di Afrika Selatan, melaporkan pada hari Kamis .
Zambia menjadi negara keempat di benua ini-setelah Kenya, Uganda, dan Afrika Selatan-yang memperkenalkan bahasa Mandarin di sekolah-sekolahnya.
Ini adalah langkah yang menurut pemerintah didasari oleh pertimbangan komersial: penghapusan hambatan komunikasi dan budaya diperkirakan akan meningkatkan kerja sama dan perdagangan antara kedua negara, kata laporan itu.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Zambia, lebih dari 20.000 warga negara Tiongkok tinggal di negara tersebut, dan telah menginvestasikan sekitar $5 miliar di lebih dari 500 usaha di sektor manufaktur, pertanian, dan pembangunan infrastruktur, katanya.
Selain itu, siswa sekolah menengah di Rusia akan menggunakan bahasa Mandarin sebagai bahasa asing pilihan pada ujian masuk perguruan tinggi nasional Rusia agar dapat mendaftar ke perguruan tinggi untuk pertama kalinya pada tahun 2019, demikian yang dilaporkan Sputnik News.
Selain bahasa Inggris, Jerman, Prancis, dan Spanyol, bahasa Mandarin akan menjadi tes bahasa pilihan kelima untuk ujian masuk perguruan tinggi Rusia.
Patcharamai Sawanaporn, 26, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Bisnis Internasional dan Ekonomi Beijing dari Thailand, berkata, “Saya terpesona dengan sejarah, budaya dan bahasa Tiongkok serta perkembangan ekonominya, dan menurut saya belajar di Tiongkok dapat memberikan saya pengetahuan terdapat peluang kerja yang besar, seiring dengan meningkatnya investasi dan kolaborasi antara kedua negara.”
Waktu posting: 20 Mei-2019